scenery

scenery

Senin, 18 Juli 2011

Bicara Cinta

Detak jantung terus berlantun, langkah kaki telah terpadu, dalam lembaran penuh kehidupan, angan yang terpejam akan terwujud, cita-cita yang tinggi akan tergapai, dengan usaha keriangan dan kesungguhan, itulah arti dari mencintai diri sendiri.

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendoakannya, walaupun ia tidak berada disisi kita, Tuhan telah memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar, dan dua mata untuk melihat, tetapi mengapa Tuhan hanya menganugrahkan sekeping hati kepada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping hati lain kepada seseorang untuk kita mencarinya, itulah cinta.

Jangan sekali-kali mengucapkan selamat tinggal, jika kita masih mau mencoba, jangan sekali-kali menyerah, jika kita masih merasa sanggup, jangan sekali-kali kita mengatakan tidak mencintainya lagi, jika kita masih tak bisa melupakannya. cinta datang kepada seseorang yang masih memiliki harapan, walaupun mereka telah dikecewakan.

Kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah dihianati, kepada mereka yang masih mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya, dan kepada mereka yang memiliki keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan,

Jangan sampai kita menyimpan kata-kata cinta kepada orang yang kita cintai,hingga dia meninggal dunia, dan kita akhirnya hanya mencatat kata-kata cinta itu pada pusaran hati, sebaiknya ucapkanlah kata-kata cinta yang ada dibenak kita sekarang selagi ada hayatnya, mungkin tuhan menginginkan kita bertemu dan mencintai orang yang salah, sebelum bertemu dengan orang yang tepat.

Kita harus mengerti bagaimana kita harus berterima kasih atas karunia tersebut, cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu menjadi emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintai kita, tetapi lebih menyakitkan ketika kita mencintai seseorang namun kita tidak pernah memiliki keberanian untuk mengatakan cinta itu kepadanya.

Jumat, 15 Juli 2011

Kehidupan Seorang Wanita

Masalah yang dihadapi kaum wanita kian hari semakin banyak, semakin sulit, semakin rumit, dan semakin kompleks. Karena wanita harus ada dimana-mana, di kantor, disekolah, di organisasi social, bahkan diposisi penting pemerintahan ; sementara letak wanita paripurna harus tetap ada didalam rumah, disamping suami, dijangkauan anak-anak tercinta, dan dilingkungan keluarga. Justru disitulah letak masalahnya, kian hari, kian banyak masalah yang dihadapi, dan wanita cenderung kian lalai pada fitrahnya.

Memahami diri seorang wanita, memang cukup sulit. Namun untuk memahami seorang wanita, hendaknya kita menerima wanita sebagaimana keadaannya. Memang jauh lebih mudah membuat sajak, puisi, lagu, dan novel tentang wanita dari pada memahami apa sebenarnya wanita. Bukankah dibelakang pria hebat, pasti ada seorang wanita hebat? Apakah itu ibunya, istrinya, atau seseorang yang diam-diam ia cintai. Tetapi satu hal yang pasti pada kehidupan wanita, yaitu banyak sekali diwarnai oleh kehidupan cintanya.

Lazimnya, wanita selalu dikaitkan dengan sesuatu yang lembut. Sifatnya lembut, cara-caranya lembut, tutur kata yang lembut dan perangainya lembut. Selagi saya menyelasaikan tulisan ini, terjadi pembicaraan via sms dengan mahasiswi akademi kebidanan dan poltekes. Salah satu dari mereka mengatakan,” saya rasa wanita zaman sekarang mesti mengubah sifat yang terlalu lembut. Dunia makin keras, tak mungkin wanita dengan kelembutan dapat bertahan.” Cukup panjang lebar kami coba mencari definisi tentang kelembutan wanita. Akhirnya kami sama-sama menyadari, justru tatkala wanita kehilangan kelembutannya, saat itu ia kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupannya.

Apabila kita membaca kisah-kisah wanita yang tabah dan tegar, maka kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa mereka adalah wanita-wanita yang lembut. Wanita yang mempunyai harga diri karena dia tegar dan tabah, dia tidak kasar dan tak angkuh. Sebenarnya sifat yang lembut adalah perpaduan antara beberapa sikap hidup, antara lain ; keanggunan, sikap peduli menolong orang, murah hati, kesabaran, kesholehahan, dan mau memaafkan.

Memilih teman hidup merupakan langkah besar untuk seorang wanita. Kebahagiannya dimasa depan, banyak sekali tergantung dari pilihannya tentang seorang pria. Apapun rintangan yang akan dilaluinya, apabila wanita didampingi oleh seorang pria yang setia, pria yang mencintainya penuh dengan kasih sayang, maka wanita itu akan dapat mengatasi permasalahan hidup segalanya.
Semangat !!!

Kamis, 07 Juli 2011

Menjadi PRESMA ITU, banyak RUGINYA..

Menjadi Presiden Mahasiswa ( dalam hal ini Presma IPB) dengan Presiden Republik Indonesia. Gengsinya kalah jauh. Tenarnya kalah jauh. Jadi presidennya mahasiswa itu lebih banyak ruginya daripada untungnya.

Contoh saja:

1. Waktu (pribadi) bakal terkuras habis. Jelas saja, karena sedari pagi-sampai-pagi ada saja kegiatan yang harus dlakukan. pagi-pagi sudah Rapat BPH dan Pimpinan BEM, siangnya kudu ngider-ngider menyoal grand design alur kepentingan mahasiswa, malamnya masih ada Rakord dengan ketua BEM fakultas, tengah malamnya ada rapat sama menteri-menterinya. Sudah itu mulai mengerjakan tulisan pergerakan dan membaca bahan untuk mengisi acara.. kapan tidur gan…??

2. Studi terganggu, malah bisa terancam gagal. Sebagai mahasiswa, kegiatan sehari-hari jelaslah kuliah (khusus tingkat akhir, skripsi). Mau jadi Presiden Mahasiswa? Kudu pinter bagi-bagi waktu, karena salah-salah bisa berakibat kuliah jarang datang, tugas jarang dikerjakan, dan ujung-ujungnya nilai berjatuhan

3. Dukungan minim, bahkan dari mahasiswa yang “dipimpinnya” sendiri. Ada sedikit kesalahan, lalu bertebaranlah komentar gelap di Grup-grup facebook yang mendiskreditkan dia. Dulu lebih parah, foto saja dibakar. Lalu rektorat pun tidak membuat keadaan menjadi baik. Ketika Wisuda ada yang demo langsung dipanggil, diminta klarifikasi. MPKMB/ MPF/MPD lembaga kemahasiswaan ada pesertanya yang “luka” (walaupun karena kesalahan dia sendiri), lantas dipanggillah dia sama petinggi-petinggi rektorat. Stres!

4.Kudu bisa bekerjasama dengan menteri, staff Ahli, dan pengurus yang tidak digaji, yang urusannya tidak hanya pada kabinet/BEM, yang jadwalnya sering tidak cocok, dan (semoga saja tidak) loyalitasnya diragukan. Tetapi dari pengalaman saya berada di kabinet, masalah utama dari lembaga kemahasiswaan semacam ini kebanyakan karena kurangnya SDM. Pasti repot sekali, ketika banyak kerjaan malahan orang-orang yang diharapkan membantu malah tak ada.

5. Ini intinya. Jadi presiden mahasiswa itu tidak digaji. Bayangkan, sudah susah-susah mengurus kepentingan mahasiswa, studi terganggu, waktu tidur berkurang, bahkan derita batin bertambah, tidak digaji pula ( kecuali 1 kali rapat MWA = Rp.450 ribu)hehehe,,

Makanya, saya selalu salut pada orang-orang yang berniat untuk maju jadi presidennya mahasiswa, walaupun posisi itu (untuk dirinya) banyak sekali ruginya. Saya salut sama Ravi, Inda, Luthfi, Moko, Ilham, Ramdhan, Fatullah, Udin, dan siapapun yang mau maju dalam pemilihan Raya nanti..

Untuk Allah, Bangsa dan Kampus Tercinta..
Semangat !!!