scenery

scenery

Selasa, 08 Maret 2011

PEMUDA DAN KOBARAN SEMANGAT

Ketika kita mendengar kata pemuda, maka yang terlintas dalam fikiran kita sesaat setelah mendengarnya adalah sosok pribadi bertubuh segar, berwajah bersih, tatapan matanya menunjukkan rasa optimisnya yang tinggi, semangat, idealis, dan inovatif. Pemuda memang selalu di identikan dengan semangat dan perjuangan. karena pemuda selalu berada pada barisan terdepan di setiap momentum perjuangan yang ada.

Tampaknya sejarah memang sudah terlanjur mempercayakan kepada pemuda untuk mengendalikan dunia. Jika kita menyelami lembaran-lembaran sejarah, kita akan mendapati peran pemuda pada setiap gerakan pembaharuan yang ada. Sultan Muhammad II berhasil merealisasikan janji Nabi untuk menaklukan Constantinopel pada saat ia berusia 24 tahun. Nabi Musa memimpin gerakan exsodus pada saat usianya sekitar 24 tahun. Bahkan Nabi Muhammad pernah menunjuk Usamah, seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun untuk menjadi komandan perang melawan Romawi. Padahal diantara yang menjadi pasukannya adalah para sahabat Nabi yang jauh lebih senior.

Pemuda harus memandang dunia dengan penuh rasa optimis. Optimis adalah selalu mencari peluang di dalam keterbatasan. Presiden Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno bahkan pernah berkata : “berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncangkan dunia!”. Ini adalah sebuah ungkapan yang menunjukan bahwa pemuda memiliki potensi yang besar untuk melakukan hal-hal besar.

Semangat pemuda terkadang memang berapi api. Tak jarang pula semangat itu jauh melebihi kapasitas dirinya yang terbatas. Namun sering juga terjadi, semangat itu hanya sebatas semangat. Tidak ada langkah kongkrit untuk merealisasikan semangat itu. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak bisa menentukan langkah apa yang seharusnya kita kerjakan untuk memulai. Disinilah ilmu pengetahuan menemukan urgensinya. Maka, pemuda harus selalu memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan berwawasan luas. Pemuda tanpa ilmu tidak akan pernah diakui eksistensinya dii masyarakat.

Karena semangatnya yang membara , pemuda sering gegabah dalam mengambil sebuah langkah. Maka semangat dan idealisme pemuda ini harus di sinergikan dengan kebijaksanaan orang tua. Dalam hal ini, orang tua memiliki nilai lebih dalam hal ilmu dan pengalaman hidup. Sehingga dalam memutuskan sebuah perkara orang tua cenderung mempertimbangkan dari banyak sudut. Dengan sinergi yang baik antara pemuda dan orang tua, maka akan menghasilkan hasil akhir yang lebih optimal. Para pemuda yang tercatat kebesarannya dalam sejarah pasti memiliki orang tua yang selalu mengarahkan dan membimbingnya. Orang tua itu bisa jadi seorang guru, atau orang tua kandungnya sendiri. Itulah yang disebut dalam pepatah “hammatus syabab wa hikmatus suyukh”, semangat pemuda dan kebijaksanaan orang tua. (Sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)

1 komentar:

Masukan saran dan kritik,