scenery

scenery

Kamis, 07 Juli 2011

Menjadi PRESMA ITU, banyak RUGINYA..

Menjadi Presiden Mahasiswa ( dalam hal ini Presma IPB) dengan Presiden Republik Indonesia. Gengsinya kalah jauh. Tenarnya kalah jauh. Jadi presidennya mahasiswa itu lebih banyak ruginya daripada untungnya.

Contoh saja:

1. Waktu (pribadi) bakal terkuras habis. Jelas saja, karena sedari pagi-sampai-pagi ada saja kegiatan yang harus dlakukan. pagi-pagi sudah Rapat BPH dan Pimpinan BEM, siangnya kudu ngider-ngider menyoal grand design alur kepentingan mahasiswa, malamnya masih ada Rakord dengan ketua BEM fakultas, tengah malamnya ada rapat sama menteri-menterinya. Sudah itu mulai mengerjakan tulisan pergerakan dan membaca bahan untuk mengisi acara.. kapan tidur gan…??

2. Studi terganggu, malah bisa terancam gagal. Sebagai mahasiswa, kegiatan sehari-hari jelaslah kuliah (khusus tingkat akhir, skripsi). Mau jadi Presiden Mahasiswa? Kudu pinter bagi-bagi waktu, karena salah-salah bisa berakibat kuliah jarang datang, tugas jarang dikerjakan, dan ujung-ujungnya nilai berjatuhan

3. Dukungan minim, bahkan dari mahasiswa yang “dipimpinnya” sendiri. Ada sedikit kesalahan, lalu bertebaranlah komentar gelap di Grup-grup facebook yang mendiskreditkan dia. Dulu lebih parah, foto saja dibakar. Lalu rektorat pun tidak membuat keadaan menjadi baik. Ketika Wisuda ada yang demo langsung dipanggil, diminta klarifikasi. MPKMB/ MPF/MPD lembaga kemahasiswaan ada pesertanya yang “luka” (walaupun karena kesalahan dia sendiri), lantas dipanggillah dia sama petinggi-petinggi rektorat. Stres!

4.Kudu bisa bekerjasama dengan menteri, staff Ahli, dan pengurus yang tidak digaji, yang urusannya tidak hanya pada kabinet/BEM, yang jadwalnya sering tidak cocok, dan (semoga saja tidak) loyalitasnya diragukan. Tetapi dari pengalaman saya berada di kabinet, masalah utama dari lembaga kemahasiswaan semacam ini kebanyakan karena kurangnya SDM. Pasti repot sekali, ketika banyak kerjaan malahan orang-orang yang diharapkan membantu malah tak ada.

5. Ini intinya. Jadi presiden mahasiswa itu tidak digaji. Bayangkan, sudah susah-susah mengurus kepentingan mahasiswa, studi terganggu, waktu tidur berkurang, bahkan derita batin bertambah, tidak digaji pula ( kecuali 1 kali rapat MWA = Rp.450 ribu)hehehe,,

Makanya, saya selalu salut pada orang-orang yang berniat untuk maju jadi presidennya mahasiswa, walaupun posisi itu (untuk dirinya) banyak sekali ruginya. Saya salut sama Ravi, Inda, Luthfi, Moko, Ilham, Ramdhan, Fatullah, Udin, dan siapapun yang mau maju dalam pemilihan Raya nanti..

Untuk Allah, Bangsa dan Kampus Tercinta..
Semangat !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan saran dan kritik,